Jumat, 16 Januari 2009

Akhlaq Sebagai Faktor Pendorong Peraih Prestasi, Mitos atau Realitas ?

A. Hakekat Akhlaq
Akhlaq berasal dari kata Khuluqa yang berarti adalah sifat batiniah. Khuluqa merupakan bentuk tunggal sedangkan akhlaq merupakan bentuk jamak, jadi akhlaq merupakan kumpulan dari sifat-sifat batiniah pada diri seseorang.
Sedangkan menurut Imam Al-Ghozali, khuluqa / Alkhlaq berarti suatu perangai (watak / tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber perbuatan tertentu dari dirinya. Secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan / direncanakan sebelumnya ketika watak tersebut menimbulkan perbuatan yang baik dengan mudah maka dia disebut sebagai orang yang berakhlaq yang baik. Begitu juga sebaliknya, ketika watak tersebut menimbulkan perbuatan yang buruk dengan mudah dan ringan tanpa perlu dipikirkan / direncanakan maka dia disebut sebagai seorang yang berakhlaq buruk.
Sedangkan untuk pokok-pokok akhlaq itu sendir ada 4 (menurut Imam Al-Ghozali), yaitu :
1. Hikmah / kearifan
Keadaan jiwa seseorang yang dengannya ia dapat membedakan antara yang benar dan salah dalam setiap perbuatan, itulah yang disebut hikmah.
2. Keadilan atau keseimbangan
Keadilan/ keseimbangan adalah keadaan jiwa seeeorang yang mampu membatasi gerak kedua kekuatan emosi dan ambisi, serta mengendalikannya dalam keaktifan dan ketidakaktifan, agar sejalan dengan nilai-nilai hikmah.
3. Keberanian
Yang dimaksud keberanian adalah dipatuhinya kekuatan akal oleh kekuatan emosi baik dalam tindakannya maupun keengganannya untuk bertindak.
4. Penahanan hawa nafsu / Iffah
Yang dimaksud disini adalah terdidiknya kekuatan ambisi (syahwat, hasrat) oleh didikan akal dan syariat.

Jika keempat hal yang pokok diatas bisa diproposionalkan atau dimoderatkan dengan baik maka akan terciptalah pesona akhlaq yang baik pada seseorang. Dalam kenyataanya tidak ada seorang pun yang bisa mencapai keseimbangan yang sempurna dalam keempat hal itu selain Rasulullah SAW. Dan barangsiapa yang punya keempat-empatnya maka dia makin dekat pada Allah.
Perlu dipahami bahwa Akhlaq dalam konsep islam adalah semua ajaran islam yang pernah diajarkan Rasulullah SAW. Dari hadits yang telah kami sebutkan tadi, bisa diketahui dengan jelas bahwa Rasulullah diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq. Oleh karena itu, semua jaran Rasulullah SAW baik yang berbentuk uswah (teladan) dari tingkah laku maupun peribadatan ataupun konsep-konsep dalam islam yang telah disampaikan merupakan akhlaq dari konsep islam. Dan semua implementasi akhlaq-akhlaq yang terkandung didalam ajaran beliau terdapat pada watak / karakter Rasulullah Muhammad SAW. Allah berfirman :
Yang artinya “Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri tauladan yang baik.” (Al Ahzab 21)
Michael Hart sang penulis buku “Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah” menyadari bahwa Nabi Muhammad didalamnya terdapat kombinasi yang tak tertandingi yaitu keseimbangan antara agama dan duniawi melekat pada diri beliau sehingga dia menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah.

B. Prestasi
Prestasi yaitu hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan atau hasil yang diperoleh seseorang dari suatu periode ke periode lainnya yang menunjukkan adanya perubahan ke arah kemajuan.
Jadi di dalam mencapai prestasi harus ada unsure pekerjaan, peruban, kemajuan dan hasil. Untuk bekerja yang menghasilkan perubahan dibutuhkan berbagai macam hal, diantaranya keuletan, ketekunan, integritas, komitmen dan lain sebagainya yang sering disebut sebagai Emotional Quotient (EQ), dan juga potensi. Potensi juga sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan kekuatan,kesanggupan dan daya.
Setiap manusia memiliki potensi yang berbeda-beda, mulai dari potensi intelektual, fisik, seni dan lain-lain. Tapi setiap potensi itu sebenarnya bisa dikembangkan dengan syarat EQ yang memadai.
Ketika seseorang mempunyai potensi kecerdasan intelektual yang tinggi (IQ) dia hanya akan mencapai prestasi terbatas. Namun, ketika IQ yang didukung oleh EQ akan menghasilkan hal yang luar biasa. Emotional Quotient dalam mencapai prestasi bisa melebihi IQ dalam berkompetisi, banyak orang-orang hasil “penggodokan” pemikiran dan teori barat tersebut menjadi terkenal dan sukses di atas rata-rata. Jadi yang paling berpengaruh dalam pencapaian prestasi adalah EQ yang tinggi.
Prestasi disini penulis tidak bisa memfokuskan atau menspesifikkan pada sebatas prestasi akademik saja, karena seperti sudah disinggung tadi, potensi pada setiap orang itu berbeda-beda.

C. Bagaimana Akhlaq yang Baik bisa Mendorong prestasi
Di tulisan sebelumnya sudah dituliskan bahwa untuk berprestasi dibutuhkan EQ yang memadai. Padahal, konsep EQ yang dicari oleh orang barat itu dalah Akhlaqul Karimah itu sendiri. Semua yang tercantum di dalam konsep EQ sudah ada di dalam Islam.
Ary Ginanjar Agustian di dalam buku “ESQ” nya berkesimpulan bahwa EQ memang nyata-nyata terbukti mengikuti konsep rukun iman dan rukun islam yang notabene dilahirkan kurang lebih 1400 tahun silam.
Di dalam mendukung pernyataannya dia banyak menyisir hadits maupun ayat Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan sumber konsep akhlaqul karimah mempunyai nilai lebih daripada EQ. ketika seseorang mencapai prestasi Puncak di dunia maka dia akan merasakan sebuah kekosongan yang kekosongan itu disebabkan adanya pemisahan antara dunia dan hal-hal dengan ketuhanan. Hal ini pleh para ilmuwan di barat bisa diatasi dengan Spiritual Quatient (SQ). Lagi-lagi konsep SQ sudah ada pada konsep akhlaqul karimah di dalam islam.
Dengan akhlaqul karimah maka prestsi tidak hanya sebatas hubungan sesama manusia saja, namun juga mengarah ke arah vertical atau Tuhan.
Di dalam Islam diajarkan bahwa kita bekerja haraplah ridho dari-Nya. Karena mengharap ridho-Nya maka dia akan bekerja sungguh-sungguh karena merasa ada pengawasan dari-Nya dan proses yang nantinya tidak akan sia-sia. Ketika bekerja dia tidak boleh menyalahi hukum yang telah ditetapkan-Nya, dia tidak boleh berputus asa, dia harus selalu berdoa kepada-Nya, dan harus memahami, menghormati, menyayangi, berlaku jujur terhadap orang lain. Dan ketika hasil dicapai, maka dia akan bersyukur kepada Allah dan tidak akan sombong, dan ketika hasil tidak tercapai dia akan tetap bersabar, dan tetap berdoa dengan keyakinan bahwa suatu saat nanti pasti dikabulkan. Itulah salah satu konsep untuk meraih prestasi yang diajarkan oleh Islam melalui konsep akhlaqul karimahnya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

perlu memeriksa:)