Jumat, 24 Agustus 2012

All About Istikhoroh (1)

Menyandarkan Diri kepada Pilihan Allah......
A’uudzubillaahi minasy syaithoonir rojim
Bismillah

Sebelum menghadapi kesibukan pekerjaan yang menuntut bersikap ihsan sepanjang waktu tiada henti, menyempatkan diri untuk membuat sedikit coretan sebagai sarana sharing ilmu yang baru orde bulan dipelajari dengan mendalam. Dengan sedikit effort, Alhamdulillah, semalam jadi. Tulisan ini bukanlah sebuah artikel, tetapi hanyalah berupa ringkasan dari berbagai sumber yang relevan.

Ada permintaan teman untuk menuliskan mengenai doa Istikhoroh, doa untuk menjalankan pilihan. Doa sebagai sarana untuk menyandarkan pilihan diri kita kepada Allah dalam urusan-urusan penting. Dengan menjalankan doa ini, diri kita dituntut agar menyandarkan diri atau pasrah secara total kepada Allah.
Dengan menjalankan doa ini, diri kita akan belajar bagaimana harus menerima segala pilihan dari Allah walau diri kita tidak suka.

A.    Hadits mengenai doa istikhoroh
a.    Hadits yang sering kita mendengar [4]:
Dari  Jabir  bin  ‘Abdullah,  ia  berkata  :  Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada  kami  istikharah  dalam  urusan-urusan  penting  sebagaimana  beliau mengajarkan Al-Qur'an kepada kami. Beliau bersabda, "Apabila seseorang diantara  kalian  akan  mengerjakan  suatu  perkara  hendaklah  ia  shalat  2 raka'at yang bukan shalat fardlu, kemudian hendaklah berdoa "Alloohumma innii  astakhiiruka  .....  dst"  dan  hendaklah  ia  sebutkan  hajatnya".  [HR. Bukhari 2 : 51]

Lihatlah bagaimana Rasulullah mengajarkan Istikhoroh dalam urusan-urusan yang penting.  Dan Rasulullah mengajarkan istikhoroh ini secara khusus, dengan tempat yang khusus, waktu yang khusus sebagaimana beliau mengajarkan Al_Qur’an, yang merepresentasikan betapa pentingnya hal yang beliau ajarkan kepada Sahabat-sahabat beliau.

b.    “Bahwa Nabi jika menghendaki suatu urusan, maka beliau mengatakan, “Ya Allah, pilihlah untukku dan berilah pilihan untukku.” [HR tirmidzi, dhaif]

c.    “wahai anas jika engkau menginginkan suatu perkara, maka beristikhorohlah kepada Rabbmu sebanyak tujuh kali. Kemudian perhatikanlah apa yang telah lebih dahulu masuk ke hatimu, karena kebaikan itu ada di dalamnya[HR Ibnu Sunni, maudhu’]

Kedua hadits di atas [1] di sampaikan dalam rangka agar kita mengenal dalil dalil yang lemah mengenai istikhoroh ini.

B.    Pengertian dari istikhoroh
Istikhoroh adalah menghadap kepada Allah dan memohon kepadaNya agar memilihkan buat hambaNya perkara yang terbaik. [1]

C.    Tata cara pelaksanaannya
a.    Istikhoroh dilakukan ketika akan melakukan suatu urusan. Jadi istikhoroh bukan untuk memilih. Istikhoroh ini untuk memantapkan hati ketika akan menjalani suatu urusan.
b.    Pelajari tentang urusan yang akan kita jalani, pelajari, tanyakan pada diri sendiri dan orang lain yang lebih berpengalaman dan cermati, lalu tentukan keputusan apa yang mau diambil. Jadi dari sini, kita menjalani sunnatullah, sebab akibat dari sisi dunianya supaya keputusan baik bagi diri kita.
c.    Istikhoroh hanya dilakukan pada urusan mubah, bukan urusan yang wajib dan jelas hukum syariatnya. Dan istikhoroh bukan hanya berkaitan dengan jodoh, tapi untuk urusan penting dalam kehidupan kita. Jodoh adalah salah satu dari urusan penting tersebut dikarenakan jodoh menyangkut kehidupan kita sampai mati dan anak-anak kita nanti.
d.    Istikhoroh dilaksanakan dengan shalat dan doa, sholat nya boleh tahiyatul masjid, rawatib, ataupun yang lain (sesuai dengan bunyi hadits yang mengatakan bahwa sholat selain shalat fardhu). Sholat terlebih dahulu dilanjutkan dengan doa. Saat melakukan sholat, keputusan yang diambil bisa jadi sudah tetap ataupun masih ragu-ragu. Pada titik inilah kita memohon pertolongan Allah untuk memilihkan pilihan bagi kita.
e.    Jika berhalangan melakukan sholat, cukup dengan cara membaca doa istikhoroh.
f.    Istikhoroh bisa dilakukan berkali-kali dan bisa dilakukan siang ataupun malam (tidak ada dalil yang mengkhususkan pada waktu tertentu). Jika dilakukan malam hari karena keumuman dalil mengenai sedekat-dekat hamba kepada Rabb nya adalah pada waktu malam, hal ini juga diperbolehkan.
g.    Jalankan keputusan itu dan bertawakal kepada Allah.
h.    Bagaimana sikap kita setelah mendapatakan hasil dari menjalankan keputusan kita? Akan coba dibahas pada sub bab selanjutnya.


bersambung...


Di tengah dinginnya udara di Kota Kembang, 7 Syawal 1433 H/ 25 Agustus 2012
Ali An Nashir
Pustaka:
1.       Ensiklopedia Dzikir dan Doa Al Imam An Nawawi dengan Takhrij, Tahqiq dan komentar dan catatan oleh Syaikh Amir bin Ali Yasin. 1422 H/ 2001 M. Pustaka Sahifa: Jakarta.
2.       Kumpulan Doa-Doa. Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an. 2005. Percetakan Al Abror : Solo.
3.       Tafsir Ibnu Katsir Juz 2.  Al Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi. Sinar Baru Al Gesindo.
4.       Brosur ahad pagi edisi 2 Dzulqo’dah 1431/ 10 Oktober 2010. Shalat Sunnah (3).

Tidak ada komentar: